AI memasuki lapisan dasar peradaban, kepemilikan aset cerdas masih menjadi misteri yang belum terpecahkan.
Di tengah gelombang pesat perkembangan AI global, sebuah masalah yang telah lama diabaikan secara bertahap menjadi fokus konsensus: konstruksi kecerdasan buatan bergantung pada kolaborasi besar-besaran manusia, tetapi struktur kepemilikan nilainya masih sangat tidak seimbang. Data, label, umpan balik, perilaku, dan aset asli yang mendukung pertumbuhan model masih sulit untuk dilacak, diklaim, dan diberi insentif.
Dulu, AI dianggap sebagai hasil teknologi murni; sementara sekarang, ia lebih seperti penyaringan dari produktivitas terdistribusi. Siapa yang terlibat? Siapa yang seharusnya memiliki? Siapa yang seharusnya mendapatkan manfaat? Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini akan langsung menentukan bentuk ekonomi AI di masa depan.
Dalam konteks ini, sebuah solusi rekonstruksi baru yang menggabungkan AI dan Web3 muncul: platform blockchain yang sepenuhnya terintegrasi, asli AI, yang terbuka dan dapat diakses untuk semua orang, yang memungkinkan partisipasi dalam pembangunan, memberikan nilai, dan mendapatkan imbalan dari kecerdasan buatan. Model baru ini berbeda dari sekadar berfokus pada