Skalabilitas adalah kemampuan jaringan blockchain untuk menangani pertumbuhan volume transaksi dan jumlah pengguna, sembari tetap menjaga performa dan tingkat keamanan. Sebagai tantangan fundamental dalam teknologi blockchain, isu skalabilitas berpengaruh langsung terhadap adopsi luas cryptocurrency dan aplikasi terdesentralisasi. Upaya meningkatkan throughput transaksi tanpa mengorbankan desentralisasi dan keamanan menjadi inti dari trilema blockchain yang populer—yaitu ketidakmungkinan untuk secara bersamaan mencapai desentralisasi, keamanan, dan skalabilitas dalam sistem blockchain.
Permasalahan skalabilitas bermula dari keterbatasan desain awal jaringan Bitcoin. Ukuran blok Bitcoin yang dibatasi hanya 1MB dengan waktu pembuatan blok sekitar 10 menit, menghasilkan kapasitas maksimal teoritis sekitar 7 transaksi per detik. Seiring bertambahnya pengguna, batasan ini memicu perdebatan besar mengenai cara menskalakan blockchain agar mampu memenuhi tuntutan sistem pembayaran global. Hal ini tercermin pada perdebatan ukuran blok tahun 2017 yang akhirnya menyebabkan terjadinya fork antara Bitcoin dan Bitcoin Cash.
Secara teknis, solusi skalabilitas blockchain terbagi menjadi dua kategori utama: scaling Layer 1 (on-chain) dan scaling Layer 2 (off-chain). Solusi Layer 1 melakukan modifikasi langsung pada protokol blockchain, seperti memperbesar ukuran blok, mempercepat waktu pembuatan blok, atau menerapkan mekanisme konsensus yang lebih efisien. Contohnya, migrasi Ethereum dari Proof of Work ke Proof of Stake bertujuan meningkatkan skalabilitas. Sementara itu, solusi Layer 2 membangun lapisan pemrosesan tambahan di luar rantai utama, seperti Lightning Network pada Bitcoin dan teknologi Rollups pada Ethereum. Melalui teknologi ini, sejumlah besar transaksi dapat diproses secara off-chain, lalu hanya hasil akhirnya yang dicatat di rantai utama, sehingga beban pada rantai utama berkurang.
Tantangan utama dalam skalabilitas mencakup kompleksitas teknis, keseimbangan antara desentralisasi dan efisiensi, serta isu interoperabilitas. Peningkatan kapasitas pemrosesan transaksi biasanya membutuhkan perangkat keras lebih kuat atau mekanisme verifikasi yang lebih rumit, sehingga bisa meningkatkan hambatan partisipasi dan menurunkan tingkat desentralisasi. Selain itu, masalah kompatibilitas antar solusi skalabilitas juga menghambat pengembangan ekosistem blockchain secara menyeluruh. Dengan berkembangnya teknologi sharding, solusi lintas rantai, dan algoritme konsensus terbaru, skalabilitas blockchain mulai meningkat, namun tetap menjadi faktor utama yang membatasi penerapan industri dalam skala besar.
Bagikan